Blog Orang Paling Ngetop di Indonesia

Ingin mengunjungi blog orang-orang ngetop di Indonesia dan membaca ide-ide mereka, mudah saja. Saat ini mereka tidak ketinggalan ngeblog juga, mungkin tidak mau kalah dengan rekan bloger. Mereka yang ngeblog mulai dari presiden, mantan presiden, menteri, mantan menteri hingga selebriti.

Berikut blog orang-orang ngetop di negeri ini.

Susilo Bambang Yudhoyono; http://www.presidensby.info/

Gus Dur; http://www.gusdur.net/

Juwono Sudarsono: http://juwonosudarsono.com/wordpress/index.php

Sutiyoso: http://www.bangyos.com/

Faisal Basri: http://www.faisalbasri.com/Content/Default.asp

Yusril Ihza Mahendra: http://yusril.ihzamahendra.com/

Sarwono Kusumaatmadja: http://www.sarwono.net/

Awas, Jangan Jadikan Otak Anda sebagai Museum!

Beberapa hari yang lalu, saya baru saja mengikuti sebuah acara pelepasan dua orang karyawan di tempat kerja saya yang memasuki masa purna bakti. Ketika pimpinan kami menyampaikan riwayat perjalanan karier kedua rekan tadi, saya sungguh terkejut. Sebagai karyawan, mereka berdua telah menghabiskan waktu yang cukup lama untuk bekerja bagi institusi kami. Salah seorang diantaranya bekerja selama 35 tahun. Mendengar hal itu, saya berdecak kagum dan langsung membandingkan dengan usia saya saat ini. Masa kerja rekan tadi jauh lebih panjang dibandingkan dengan usia saya. Sementara, rekan yang satu lagi berkarier selama 27 tahun. Ini juga bukan waktu yang singkat. Masa kerja yang demikian lama pada satu institusi jelas tidak mudah dilakukan dan tidak banyak orang yang mampu melakukannya.

Kesimpulan saya, mereka berdua pasti orang yang hebat. Kalau tidak hebat, mana mungkin mereka bisa bertahan hingga selama itu. Jika mereka tidak hebat, sudah pasti perusahaan mengambil langkah untuk mengakhiri masa kerjanya. Waktu yang demikian lama itu menunjukkan bahwa bukan mereka saja yang mencintai organisasi dan pekerjaannya, tetapi juga sebaliknya mereka begitu dicintai oleh organisasi tempatnya bekerja. Mereka menginginkan organisasinya dan organisasinya menginginkan mereka.

Waktu yang berlangsung hingga beberapa dasa warsa itu pastilah penuh dengan dinamika. Diwarnai dengan rintangan dan tantangan. Dari riwayat pekerjaan yang disampaikan, mereka telah berpindah-pindah dari satu bagian ke bagian yang lain. Tetapi, kemampuan yang tinggi dalam beradaptasi dan keterbukaan mereka terhadap perubahan membuat keduanya berhasil. Berhasil menyesuaikan diri dan berhasil menaklukan perubahan. Ini juga tidak mudah dilakukan dan tidak semua orang mampu melakukannya. Saya meyakini mereka berdua memiliki change DNA yang hebat! Baca lebih lanjut

Strategi Jitu Lulus Ujian Nasional 2008

Syarat kelulusan yang meningkat dibandingkan tahun lalu menjadi tantangan bagi guru, siswa, sekolah, dan juga orang tua. Belajar saja tidak cukup. Untuk dapat lulus Ujian Nasional (UN), diperlukan strategi jitu. Beberapa strategi berikut dapat dilakukan dalam menghadapi UN 2008.

Pertama, pelajari dan kuasai materi dari soal-soal yang diujikan dalam UN tahun lalu hingga beberapa tahun lalu. Ini penting, karena dari tahun ke tahun, soal-soal yang diujikan dalam ujian nasional cenderung merupakan pengulangan dari tahun sebelumnya. Artinya, soal-soal tersebut berasal dari materi yang sama tetapi mengalami sedikit modifikasi. Misalnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia, tahun 2006 yang lalu menanyatakan amanat yang tekandung dalam petikan cerpen, pertanyaan yang sama kembali muncul pada tahun 2007 hanya dengan mengubah petikan cerpennya. Begitu juga materi lain dan pelajaran lainnya. Pengulangan materi dari tahun ke tahun dalam ujian nasional bisa mencapai 60-70 %. Bayangkan saja jika siswa menerapkan strategi ini, berarti mereka sudah dapat menjawab soal ujian hingga 70 % pula. Baca lebih lanjut

Waspada Ketidaklulusan Ujian Nasional

Ujian Nasional 2008 tinggal menghitung hari lagi. Meskipun mendapat reaksi negatif dari sejumlah kalangan, namun pemerintah kukuh pada pendirian bahwa ujian nasional merupakan salah satu instrumen peningkatan kualitas pendidikan. Betulkah? Penulis tidak yakin dengan hal itu. Termasuk alasan pemetaan kualitas pendidikan yang terbukti hingga kini belum memberikan hasil yang signifikan. Justru, semua alasan itu hanya menjadi alibi bagi pemerintah untuk tetap ‘memaksakan’ kebijakan UN.

Yang pasti saat ini, sebagian besar siswa dan juga orang tua dihantui bayangan ketidaklulusan dalam ujian nasional. Tentu ini merupakan hal yang wajar, sebagai seorang siswa, tak seorang pun yang ingin gagal dalam tahapan terakhir. Begitupula dengan orang tua. Mereka tak ingin perjuangan tiga tahun terakhir ini pupus hanya dalam dua jam di atas meja ujian.

Dari data tahun 2007, persentase ketidaklulusan secara nasional untuk SMA sebesar 7,5 %, SMK sebesar 9 %, sedangkan Madrasah Aliyah (MA) 9, 22 %. Melihat angka-angka itu persentase kelulusan memang terbilang cukup tinggi. Tetapi tunggu dulu, itu jika kita berbicara persentase. Tetapi, jika kita berbicara jumlah siswa yang tidak lulus, jumlah berapa. Ya, masih ratusan ribu. Nah, jelas bahwa UN bisa menjadi ‘monster’ bagi siswa dan orang tua. UN menjadi ‘pembunuh’ bagi anak-anak kita. Membuat mereka layu sebelum berkembang dan mengakhiri masa depannya di usia yang masih terlalu dini. Baca lebih lanjut